Pengurus Yayasan Saling Lempar soal Dana Joko Tjandra, NAH LHO!!

Pengurus Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian saling lempar soal sumbangan dana Rp 9 miliar dari pengusaha Joko Sugiarto Tjandra, yang kini menjadi buron.

Ketua Umum Yayasan Arwin Rasyid mengaku tidak mengetahui ada aliran dana dari kocek Joko Tjandra. “Sebagai ketua umum, saya hanya bertugas mengelola dana yang diamanatkan kepada saya.”

Menurut Arwin, selama ia memimpin yayasan, dana yang dihimpun sekitar Rp 100 miliar. Dana itu berasal dari banyak pengusaha. “Soal detailnya, yang tahu Ketua Dewan Pembina (Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto),” kata Arwin kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Arwin menambahkan, dana yang dikumpulkan yayasan sudah disalurkan ke masyarakat melalui berbagai kegiatan sosial di bidang kesehatan, kesenian, dan pendidikan.

Dalam buku Membongkar Gurita Cikeas, George Junus Aditjondro menuding Yayasan Kesetiakawanan sebagai salah satu yayasan penyokong kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilihan presiden. Yayasan tersebut telah memobilisasi dukungan politik dan ekonomi untuk kemenangan Yudhoyono. Aditjondro antara lain mempersoalkan aliran dana Rp 1 miliar dari Joko Tjandra, buron kasus cessie Bank Bali, ke yayasan tersebut.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto membenarkan ada sumbangan Joko Tjandra ke Yayasan Kesetiakawanan. “Benar, memang ada aliran dana tersebut,” ujar Djoko kepada Tempo melalui telepon, Senin pekan lalu.

Namun, ia menyangkal anggapan bahwa dana tersebut dipakai untuk kampanye pemenangan pasangan Yudhoyono-Boediono dalam pemilihan presiden. “Omong kosong kalau itu terkait dengan dana kampanye,” ujar Djoko.

Djoko juga membenarkan bahwa yayasan yang ia dirikan bersama bekas Kepala Kepolisian RI Sutanto dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro pada Februari 2008 itu memang menerima sumbangan dari berbagai pihak. “Saat (yayasan) didirikan, saya meminta beberapa kawan untuk bergabung,” ucapnya.

Semua dana yang masuk ke rekening yayasan, menurut Djoko, kemudian dikelola oleh bendahara yayasan. “Sebagai dewan pembina yang mendirikan yayasan, saya tidak terlibat dalam operasional,” ujarnya. “Tapi saya pastikan setiap tahun dana yang masuk diaudit.”

Khusus sumbangan Joko Tjandra, menurut Djoko, juga sudah dijelaskan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi ketika KPK menanyakan aliran dana tersebut kepada yayasan.

Pada kesempatan terpisah, Djoko mengatakan bahwa juru bicara kepresidenan, Dino Patti Djalal, tengah mengurus pembuatan buku putih untuk jawaban tuduhan Aditjondro. Tapi kemarin Dino membantah jika disebut sedang menyusun buku putih. “Yang sedang saya siapkan adalah buku tentang nation building, tidak ada kaitannya dengan buku George,” kata Dino melalui telepon. tempo

Tinggalkan komentar